Kamis, 24 September 2015

ALAT KOMUNIKASI



           Alat komunikasi saat ini cukup beragam,karena teknologi dan alat komunikasi terus mengalami perkembangan dari dulu sampai sekarang. Secara umum alat komunikasi pun bisa dibedakan menjadi alat komunikasi tradisional dan modern. Alat komunikasi tradisional lebih mengacu pada alat komunikasi yang dalam proses pembuatan atau jangkauan manfaatnya masih terbilang cukup sederhana.
Sementara alat komunikasi modern sudah lebih canggih dalam pemanfaatan teknologi dan manfaatnya bisa terasa lebih luas. Berikut ini ulasan mengenai beberapa macam alat komunikasi dan manfaatnya bagi manusia :
1. Kentongan
Kentongan bisa dibilang menjadi salah satu alat komunikasi tradisional yang cukup populer. Walau termasuk alat komunikasi tradisional buktinya alat komunikasi berbahan dasar bambu ini masih digunakan sampai sekarang. Sejarah mengenai kapan dan siapa penemu kentongan tidak diketahui secara pasti. Namun, yang jelas kentongan menjadi alat komunikasi yang sangat bermanfaat.
Kentongan digunakan untuk menyampaikan berita atau peristiwa yang sedang terjadi. Misalnya digunakan untuk menginformasikan pada warga bahwa tengah ada aksi pencurian oleh maling, terjadi kebarakan, atau peristiwa lain. Dilihat dari manfaat dan fungsinya tersebut tidak heran bila kentongan lebih sering digunakan oleh penjaga malam yang bertugas beronda keliling kampung.
2. Telegraf
Jenis alat komunikasi selanjutnya yaitu telegraf. Alat komunikasi ini tentunya lebih canggih dibanding kentongan. Telegraf sendiri merupakan alat yang menerapkan teknologi telegrafi dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan jarak jauh. Pada penggunaannya biasanya memakai sandi morse sebagai kode komunikasi. Meski sudah tergolong canggih, tentunya masih ada perkembangan lebih lanjut alat komunikasi dari masa ke masa.
3. Telepon
Perkembangan teknologi memang akan terus berlangsung dan kini pun perkembangannya terasa semakin cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada, mulailah dikenal alat komunikasi telepon. Telepon menjadi salah satu alat komunikasi modern karena sudah dikembangkan dengan teknologi canggih. Alat komunikasi bisa digunakan untuk bertukar pesan suara jarak jauh antara dua pihak secara langsung diantara tempat yang dekat dan jauh.
4 Faks
Belum puas dengan alat komunikasi pengirim suara tercepat berupa telepon, hadir pula inovasi alat komunikasi berupa faks. Mesin faks adalah alat komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk berkirim pesan dalam bentuk kertas. Alat ini pun banyak digunakan di sejumlah perkantoran, instansi, dan juga sekolah karena memudahkan pengiriman pesan tertulis secara cepat.
5. Telepon Genggam
Bahkan telepon genggam kini hadir semakin pintar yang lebih dikenal sebagai smartphone. Gadget canggih dan pintar ini tidak hanya bisa dipakai untuk berkirim pesan suara saja, tetapi selebihnya bisa dimanfaatkan untuk bertukar pesan tertulis, bermain game, memutar musik, memutar video, mengambil gambar foto, dan juga menikmati akses info mudah via internet. Sangat lengkap pastinya.Telepon genggam hadir sebagai inovasi baru alat komunikasi modern. Dalam perkembangannya telepon genggam pun sudah mengalami banyak metamorfosis. Mulai dari telepon genggam berukuran besar dan tebal sampai kini di pasaran semakin marak dengan adanya telepon genggam super tipis dan canggih.
Itulah sekilas ulasanmanfaat alat komunikasi berdasarkan jenisnya. Tentu sebenarnya masih ada banyak jenis alat komunikasi yang belum sempat diulas. Sebut saja misal PDA, radar, dan masih banyak lagi jenis alat komunikasi yang lain.Seiring dengan perkembangan zaman, alat komunikasi ini pun akan semakin canggih saja.

(http://manfaat.co.id/macam-macam-alat-komunikasi-dan-manfaatnya)
KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN


 Sebelum membahas pentingnya komunikasi dalam kepemimpinan, terlebih dahulu akan dipaparkan mengenai definisi kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan (Stokdil, 1948).  Selain itu, menurut Robert Tennenbaun, Irving R. Wischler, dan Fred Massarik, definisi kepemimpinan menurut mereka adalah kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi, kearah tercapainya sesuatu tujuan ataupun tujuan-tujuan yang sudah di tetapkan.
            Dari pengertian kepemimpinan tersebut, dapat dilihat bahwa pada dasarnya komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tidak ada kepemimpinan tanpa adanya komunikasi. Terlebih lagi, salah satu syarat untuk menjadi seorang pemimpin adalah memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Hal tersebut dikarenakan kemampuan berkomunikasi akan sangat menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin (leader) memiliki pengikut (follower) guna merealisasikan gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi sebagai seorang pemimpin, khususnya dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Selain itu, jika dilihat dari pengertian kepemimpinan menurut Robert Tennenbaun, Irving R. Wischler, dan Fred Massarik yang mendefinisikan kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi, kearah tercapainya sesuatu tujuan ataupun tujuan-tujuan yang sudah di tetapkan, maka semakin dapat dilihat bahwa sebenarnya komunikasi merupakan inti dari kepemimpinan karena pengaruh antar pribadi harus dilakukan melalui proses komunikasi. Tanpa adanya komunikasi, pengaruh antar pribadi dalam rangka mencapai tujuan tertentu tersebut tidak akan bisa dilakukan. Dengan kata lain, tanpa adanya komunikasi, tidak akan ada kepemimpinan.
Pada dasarnya, komunikasi tidak hanya penting bagi seorang pemimpin akan tetapi juga penting bagi para pengikut karena setiap tindakan, keputusan, dan arahan yang diambil atau diberikan oleh seorang pemimpin kepada pengikutnya, juga dilakukan dengan berkomunikasi. Jadi, pengikut juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi guna lancarnya usaha dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Hanya saja, setiap pemimpin dituntut untuk lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi, mengingat krusialnya implikasi dari setiap tindakan, keputusan dan perilaku seorang pemimpin sehingga akhirnya muncul istilah komunikasi kepemimpinan atau leadership communication.           Komunikasi kepemimpinan itu sendiri adalah sebuah model komunikasi bagi para pemimpin, di mana bentuk komunikasi disesuaikan dengan posisinya sebagai pemimpin. Ini berarti, ada spesifikasi khusus dari elemen bahasa yang digunakannya. Oleh karena itu, pemimpin yang efektif harus memahami pentingnya komunikasi yang baik karena masalah dalam komunikasi (miskomunikasi) dapat menyebabkan ‘bottleneck’ di dalam suatu organisasi.
           
Kepemimpinan yang berhasil mempengaruhi orang lain sangat ditentukan oleh keterampilan dan kemampuan menjalankan fungi komunikasi secara baik karenanya komunikasi yang baik dan menjadi efektif akan ditentukan pula oleh kepercayaan dan keyakinan seorang pemimpin dalam memimpin untuk mempengaruhi bawahan.
            Keyakinan dan kepercayaan hanya dapat terbentuk apabila pemimpin menyadari suatu lingkungan yang harmonis antara pimpinan dengan para bawahannya yang dapat benar-benar berkomunikasi dengan baik yang sejalan dengan makna fungsi komunikasi. Pertama ia menyadari untuk melaksanakan pengungkapan emosional (fungsi) dengan sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan kesan yang menarik mereka dari tindakannya dari pada kata-kata.
Kedua pesan yang disampaikan mengenai fakta dan informasi (fungsi) yang dapat dipertanggung jawabkan. Ketiga mampu memberi daya dorong agar termotivasi kearah (fungsi) yang memenuhi kepentingan semua pihak. Keempat mampu menjalankan kendali (fungsi) untuk dapat menerima dan mendengarkan konskuensi berkomunikasi serta membuat langkah lanjutan dalam tindakan.
            Disatu sisi kita dapat memahami makna fungsi komunikasi dan disisi lain diperlukan kemampuan dan keterampilan untuk mendalami aktualisasi kedalam proses komunikasi karena kita harus meyakini bahwa tindakan lebih membekas daripada kata-kata, jadi dapat saja pemimpin melakukan komunikasi, tetapi ia tidak mengambil tindakan, itu berarti tak ada seorangpun akan mempercayai komunikasi tersebut, akibatnya dapat menimbulkan sindrom dalam bentuk gejala pura-pura atau bentuk mental yang suka menunda-nunda.
            Oleh karena itu, pengkodean (proses) mengubah suatu pesan komunikasi menjadi bentuk simbol artinya apa yang dikomunikasikan, saluran (proses) artinya mediun lewat mana sesuatu pesan komunikasi berjalan, pendekodean (proses) artinya penerjemahan ulang pesan komunikasi seorang pengirim, gelung umpan balik (proses) artinya tautan akhir dalam proses komunikasi mengembalikan pesan ke dalam sistem guna memeriksa kesalahpahaman.
Dengan demikian untuk menjadikan komunikasi yang efektif menuntut pengasahan secara terus menerus oleh pemimpin yang menyadari bahwa kepemimpinan akan berhasil bila secara sungguh-sungguh memahami fungsi komunikasi disatu sisi dan disisi lain melaksanakan proses komunikasi, sehingga waktu hidup kita sebagian besar dipergunakan dalam berpikir untuk menulis, membaca, berbicara dan mendengarkan dalam kerangka hubungan individu, kelompok dan organisasi.
            Komunikasi merupakan seni atau cara untuk menyampaikan sesuatu agar orang lain dapat memahami kita. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan luas ke depan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Kemampuan berkomunikasi akan sangat menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin memiliki pengikut guna merealisasikan gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
            Komunikasi memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Dalam kehidupan seorang pemimpin, keberhasilannya ditentukan dari cara bagaimana dia dapat berkomunikasi dengan anak buahnya atau pekerjanya. Dan keberhasilannya dalam berkomunikasi itu dapat menjadi indikator bagi keberhasilan /kemajuan perusahaan yang dipimpinnya. Lingkaran pusat kepemimpinan adalah komunikasi. Komunikasi merupakan seni atau cara untuk menyampaikan sesuatu agar orang lain dapat memahami kita. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan luas ke depan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Kemampuan berkomunikasi akan sangat menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin memiliki pengikut guna merealisasikan gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
            Seperti yang dilakukan oleh orang lain, setiap tindakan, keputusan, dan arahan yang diambil atau diberikan oleh seorang pemimpin, juga dilakukan dengan berkomunikasi. Hanya saja, setiap pemimpin dituntut untuk lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi, mengingat krusialnya implikasi dari setiap tindakan, keputusan dan perilaku seorang pemimpin. Komunikasi kepemimpinan atau leadership communication, adalah sebuah model komunikasi bagi para pemimpin, di mana bentuk komunikasi disesuaikan dengan posisinya sebagai pemimpin. Ini berarti, ada spesifikasi khusus dari elemen bahasa yang digunakannya.
            Jadi, pemimpin yang efektif harus memahami pentingnya komunikasi yang baik. Komunikasi dapat didefenisikan sebagai penyampaian informasi antara dua orang atau lebih. Komunikasi merupakan suatu proses yang vital dalam organisasi karena komunikasi diperlukan untuk mencapai efektifitas dalam kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan, manejemen konflik serta proses-proses organisasi lainnya. Lalu bagaimana mungkin komunikasi bisa berjalan dengan baik jika seorang pemimpin tidak memberikan kenyamanan malahan yang ada adalah ketakutan bagi bawahannya dalam menyampaikan informasi kepadanya? Jika komunikasi berjalan dengan baik, dua orang tidak lagi menjadi objek yang mati satu sama lainnya, melainkan telah membukakan celah bagi satu sama lain untuk menjadi pribadi dan dua pribadi yang saling mengungkapkan penghargaannya.
            Komunikasi merupakan sebuah komponen penting dalam suatu kepemimpinan. Seorang pemimpin yang baik salah satunya dinilai dari caranya berkomunikasi. Oleh karena itu, penting bagi pemimpin untuk memahami guideline mengenai cara yang efektif dalam berkomunikasi. Dengan demikian seorang pemimpin harus bisa dipercaya dan harus mampu mengkomunikasikan visi perusahaan kepada para karyawannya. Beberapa prinsip kepemimpinan yang harus dimiliki antara lain:
1. Memahami karakter para pengikutnya. Gaya kepemimpinan yang diterapkan ada yang bersifat umum dan spesifik bergantung pada karakter pribadi masing-masing karyawan. Misalnya gaya memimpin harus disesuaikan dengan perbedaan karyawan baru dan karyawan senior; karyawan yang bermotivasi rendah dan yang bermotivasi tinggi. Intinya seorang pemimpin harus memahami kebutuhan, kepentingan, emosi, dan motivasi para karyawannya dengan bijak.
2. Mengenali dan memahami karakter diri sang pemimpin sendiri. termasuk harus tahu apa yang diketahui dan diperbuatnya. Pemimpin harus memiliki percaya diri. Kalau tidak maka para karyawan kurang menghargai sang pemimpin. Karena itu pemimpin yang dihormati bukan karena posisinya tetapi lebih pada karakternya.
3. Pemimpin harus memiliki kemampuan efektif dengan para karyawan khususnya nonverbal. Isi pesan harus disampaikan secara lugas dan sederhana. Selain itu umpan balik sangat strategis dilakukan untuk memelajari setiap pesan dalam upaya memperbaiki kinerja perusahaan. Seorang pemimpin harus mampu menjadi pendengar yang baik.
CARA MENGATASI KENDALA KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI



Beberapa solusi yang dapat ditawarkan dalam mengatasi kendala-kendalavyang muncul dalam proses komunikasi organisasi antara lain :
1.Hubungan Antar Persona
            Menciptakan hubungan intim yang dimiliki dengan orang-orang lain dalam tingkat pribadi, antar teman, sesama sebaya ataupun dengan atasan, biasanya disebut hubungan antar persona. Suatu anailisis khusus tentang hubungan antar pesona menyatakan bahwa kita akan berhasil menciptakan komunikasi dalam organisasi bila melakukan hal-hal berikut ini
1) Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan bermusuhan
2) Menetapkan dan menegaskan identitas kita dalam hubungan dengan orang lain tanpa membesar-besarkan ketidaksepakatan.
3)Menyampaikan informasi kepada oranglain tanpa menimbulkan kebingunngan, kesalahpahaman, penyimpangan, atau perubahan lainnya yang disengaja
4) Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan  sikap mbertahan atau menghentikan proses
5) Membantu orang-orang lainnya untuk mengembangkan gaya hubungan persona dan antar pesona yang efektif
6) Ikut serta dalam interaksi social informal tanpa terlibat dalam muslihat

            Hubungan antar pesona cenderung menjadi lebih baik bila kedua belah pihak melakukan hal-hal berikut yaitu menyampaikan perasaan secara langsung dan dengan cara yang hangat dan ekspresif, menyampaikan apa yang terjadi dalam lingkungan pribadi mereka melalui penyingkapan diri, menyampaikan pemahaman yang positif, hangat kepada satu sama lainnya dengan memberikan respons-respons yang relevan dan penuh pengertian, bersikap tulus kepada satu sama lain dengan menunjukan sikap menerima secara verbal maupun non verbal, selalu menyampaikan pandangan positif tanpa syarat terhadap satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak menghakimi dan ramah, berterus-terang mengapa menjadi sulit atau bahkan mustahil untuk sepakat satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak menghakimi, cermat, jujur, dan membangun.
2. Hubungan Posisional
            Hubungan posisional ditentukan dengan pendekatan struktur dan tugas-tugas fungsional anggota organisasi. Menurut Koontz dan O’Donnel (1968) untuk mengatasi kesalahan umum yang merintangi kinerja efektif dan efisien individu dalam organisasi yang disebabkan ketidaklancaran proses komunikasi di organisasi adalah:
a. Merencanakan penempatan / pengaturan jabatan secara benar
        Sebagian dari kegagalan untuk merencanakan dengan benar lebih banyak terletak pada pengaturan orang-orang dari jabatan yang diberikan dari atasan sehingga pada akhirnya terjadi kegagalan dalam komunikasi horizontal dan vertikal yang ada dalam organisasi. Untuk dapat mencairkan kondisi tersebut ada baiknya melakukan rencana penempatan orang-orang yang ada di organisasi dengan berdasarkan kemampuan dan kesenioritasan yang diakui oleh individu-individu yang ada dalam organisasi
b. Berusaha menjernihkan hubungan
            Kegagalan untuk menjernihkan hubungan organisasi menimbulkan kecemburuan, percekcokan, ketidakamanan, ketidakefisienan,dan pelepasan tanggung jawab lebih banyak dari kesalahan lainnya dalam pengorganisasian. Untuk itu perlu adanya individu yang dapat menjadi jembatan untuk mencairkan situasi kebekuan komunikasi horizontal dan vertikal antar sesama rekan dan antara bawahan – atasan..
3. Hubungan berurutan
            Informasi disampaikan ke seluruh organisasi formal oleh suatu proses; dalamproses ini orang dipuncak hierarki mengirimkan pesan ; kepada orang kedua yangkemudian mengirimkannya lagi kepada orang ketiga. Reproduksi pesan orang pertama menjadi pesan orang kedua, dan reproduksi pesan orang kedua menjadi pesan orang ketiga. Tokoh kunci dalam sistem ini adalah pengulang pesan (relayor).
            A.G. Smith (1973) memperkenalkan empat fungsi dasar yang dilakukan seorangpengulang pesan, yaitu :menghubungkan, menyimpan, merentangkan dan mengendalikan. Para pengulang pesan adalah orang-orang perantara – penengah antara pengirim dan penerima. Mereka menghubungkan unit-unit sistem dengan menyelaraskan unit-unit tersebut satu sama lainnya19. Adakalanya pengulang pesan mengubah pesan yang dibawanya untuk tujuan menghasilkan keharmonisan antara unit-unit dalam sistem tersebut, namun mengubah pesan.
            Menurut Koontz dan O’Donnel (1968) untuk mengatasi kesalahan umum yang merintangi kinerja efektif dan efisien individu dalam organisasi yang disebabkan ketidaklancaran proses komunikasi di organisasi adalah:
1) Merencanakan penempatan / pengaturan jabatan secara benar. Sebagian dari kegagalan untuk merencanakan dengan benar lebih banyak terletak pada pengaturan orang-orang dari jabatan yang diberikan dari atasan sehingga pada akhirnya terjadi kegagalan dalam komunikasi horizontal dan vertikal yang ada dalam organisasi. Untuk dapat mencairkan kondisi tersebut ada baiknya melakukan rencana penempatan orang-orang yang ada di organisasi dengan berdasarkan kemampuan dan kesenioritasan yang diakui oleh individu-individu yang ada dalam organisasi
2) Berusaha menjernihkan hubungan kegagalan untuk menjernihkan hubungan organisasi menimbulkan kecemburuan, percekcokan, ketidakamanan, ketidakefisienan, dan pelepasan tanggung jawab lebih banyak dari kesalahan lainnya dalam pengorganisasian. Untuk itu perlu adanya individu yang dapat menjadi jembatan untuk mencairkan situasi kebekuan komunikasi horizontal dan vertikal antar sesama rekan dan antara bawahan – atasan..
            Dalam mengatasi kendala komunikasi dalam organisasi terdapat beberapa solusi untuk meminimalisir yaitu menciptakan hubungan intim yang dimiliki dengan orang-orang lain dalam tingkat pribadi, antar teman, sesama sebaya ataupun dengan atasan, biasanya disebut hubungan antar pesona. Kemudian perencanaan / pengaturan jabatan secara benar dan usaha untuk menjernihkan hubungan serta membuat reproduksi pesan orang pertama menjadi pesan orang kedua, dan reproduksi pesan orang kedua menjadi pesan orang ketiga. Tokoh kunci dalam sistem ini adalah pengulang pesan (relayor).
PROSES KOMUNIKASI




            Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
            Proses Komunikasi, banyak melalui perkembangan. Pada penjelasan ini, akan dijelaskan berbagai proses komunikasi melalui model-model komunikasi itu sendiri :
1. Model Komunikasi Aristoteles
            Aristoteles menerangkan tentang model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap komunikasi akan berjalan jika terdapat 3 unsur utama :
  1. Pembicara, yaitu orang yang menyampaikan pesan
  2. Apa yang akan dibicarakan (menyangkut Pesan nya itu sendiri)
  3. Penerima, orang yang menerima pesan tersebut.
2. Model Komunikasi David K.Berlo
            Dalam model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4 Proses Utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 Proses sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.
  1. Source (Sumber), Sumber adalah seseorang yang memberikan pesan atau dalam komunikasi dapat disebut sebagai komunikator. Walaupun sumber biasanya melibatkan individu, namun dalam hal ini sumberjuga melibatkan banyak individu. Misalnya, dalam organisasi, Partai, atau lembaga tertentu. Sumber juga sering dikatakan sebagai source, sender, atau encoder.
  2. Message (Pesan), pesan adalah isi dari komunikasi yang memiliki nilai dan disampaikan oleh seseorang (komunikator). Pesan bersifat menghibur, informatif, edukatif, persuasif, dan juga bisa bersifat propaganda. Pesan disampaikan melalui 2 cara, yaitu Verbal dan Nonverbal. Bisa melalui tatap muka atau melalui sebuah media komunikasi. Pesan bisa dikatakan sebagai Message, Content, atau Information
  3. Channel (Media dan saluran komunikasi), Sebuah saluran komunikasi terdiri atas 3 bagian. Lisan, Tertulis, dan Elektronik. Media disini adalah sebuah alat untuk mengirimkan pesan tersebut. Misal secara personal (komunikasi interpersonal), maka media komunikasi yang digunakan adalah panca indra atau bisa memakai media telepon, telegram, handphone, yang bersifat pribadi. Sedangkan komunikasi yang bersifat massa (komunikasi massa), dapat menggunakan media cetak (koran, suratkabar, majalah, dll) , dan media elektornik(TV, Radio). Untuk Internet, termasuk media yang fleksibel, karena bisa bersifat pribadi dan bisa bersifat massa. Karena, internet mencakup segalanya. Jika anda membuka www.kuliahkomunikasi.com < maka media ini bersifat massal, namun jika anda chattingh melalui yahoo messenger, maka media ini bersifat interpersonal, dan jika anda menuliskan Blog (blogging atau menulis diary), media ini bisa berubah menjadi media yang bersifat Intrapersonal (kepada diri sendiri).
  4. Receiver (Penerima Pesan), Penerima adalah orang yang mendapatkan pesan dari komunikator melalui media. Penerima adalah elemen yang penting dalam menjalankan sebuah proses komunikasi. Karena, penerima menjadi sasaran dari komunikasi tersebut. Penerima dapat juga disebut sebagai public, khalayak, masyarakat, dll.
Elemen Tambahan :
  1. Feedback (Umpan Balik), Umpan balik adalah suatu respon yang diberikan oleh penerima. Penerima disini bukan dimaksudkan kepada penerima sasaran (khalayak), namun juga bisa didapatkan dari media itu sendiri. Misal, kita sebagai seorang penulis mengirimkan sebuah artikel kepada suatu media massa. Lalu, bisa saja kita artikel kita ternyata bagus, namun ada beberapa hal yang harus di edit. Sehingga, pihak media mengembalikan artikel kita untuk di edit ulang.
  2. Efek, sebuah komunikasi dapat menyebabkan efek tertentu. Efek komunikasi adalah sebuah respon pada diri sendiri yang bisa dirasakan ketika kita mengalami perubahan (baik itu negatif atau positif) setelah menerima pesan. Efek ini adalah sebuah pengaruh yang dapat mengubah pengetahuan, perasaan, dan perilaku (Kognitif, afektif, dan konatif)
  3. Lingkungan, adalah sebuah situasi yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu komunikasi. Situasi Lingkungan terjadi karena adanya 4 faktor :
  • Lingkungan Fisik(Letak Geografis dan Jarak)
  • Lingkungan Sosial Budaya (Adat istiadat, bahasa, budaya, status sosial)
  • Lingkungan Psikologis ( Pertimbangan Kejiwaan seseorang ketika menerima pesan)
  • Dimensi Waktu (Musim, Pagi, Siang, dan Malam)
3. Model Komunikasi Bovee dan Thill
            Bovee dan Thill dalam bukunya Bussiness Communication Today, menjelaskan bahwa proses komunikasi merupakan tahapan dari kegiatan. Terdapat 5 tahapan :
  1. Pengirim memiliki sebuah Ide/Gagasan. Komunikasi diawali dengan adanya gagasan dari seorang pengirim, yang ingin disampaikan pada penerima pesan tersebut.
  2. Ide Dirubah Menjadi Pesan. Ide bersifat abstrak dan tidak terstruktur, sehingga tidak dapat dibaca oleh oraglain. Maka dari itu, pengirim harus mengubah idenya tersebut menjadi sebuah pesan agar dapat dimengerti oleh orang lain. Perubahan ide menjadi suatu pesan dinamakan ENCODING.
  3. Pemindahan Pesan. Setelah sebuah ide diubah menjadi pesan, maka pesan teresebut harus dipidahkan kepada penerima dengan berbagai bentuk komunikasi (Verbal, Nonverbal, Lisan atau Tertulis), dan media komunikasinya (Tatap muka, telepon, surat, laporan, dll)
  4. Penerima menerima pesan. Penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterima.
  5. Penerima pesan mengirimkan umpan balik. Umpan balik merupakan sebuah elemen perantai pesan. Sebagai pengirim pesan, kita harus mengevaluasi apa yang sebenarnya dipikirkan oleh penerima pesan. Apakah pesan kita efektif apa tidak. Jika pesan kita ternyata tidak efektif, maka pesan harus diulang.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
  1. Penginterpretasian.
  2. Penyandian.
  3. Pengiriman.
  4. Perjalanan.
  5. Penerimaan.
  6. Penyandian balik.
  7. Penginterpretasian.
1. Penginterprestasian
            Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.

2. Penyandian
            Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3. Pengiriman
            Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
4. Perjalanan
            Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan
            Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian Balik
            Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
7. Penginterpretasian
            Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.

Rabu, 23 September 2015

KOMUNIKASI VOCAL


               Komunikasi terbagi menjadi 3V yaitu Visual, Verbal, dan Vocal. Komunikasi Vocal yaitu komunikasi yang ditentukan oleh tinggi / rendahnya suara atau intonasi suara, tindak komunikasi menggunakan muut, dapat diartikan sebagai kemampuan mengartikulasikan pikiran dan perasaan 


  
  Penelitian Prof. Mehrabian mendapatkan bahwa tingkat ketidak konsekuenan anatara tiga faktor ini adalah yang menentukan dapat dipercayanya suatu pesan. Komunikasi efektif dipengaruhi oleh :
55% Visual
38% Vokal, dan
7% Verbal







KOMUNIKASI VISUAL

         Komunikasi visual (komunikasi melalui penglihatan) adalah sebuah rangkaian proses penyampaian infromasi atau pesan kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual menkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya.
Komunikasi visual di kelas menugaskan siswa siswa untuk melukiskan sebuah kalimat atau 2 buah potongan kalimat ke dalam sebuah kertas yang dibagi 4. Di dalam acara serial TV, Win, Lose, or Draw bintang tamu diajak beradu dengan peserta dengan panduan host untuk memecahkan kalimat ke dalam gambar. Bila gambar tadi bisa ditebak, maka semakin baiklah komunikasi visualnya.
Rambu lalu lintas dan ikon ikon di dalam program komputer adalah bentuk komunikasi visual sederhana , seperti juga ikon di dalam keyboard portable sound. Di jalan pun seperti zebra cross dan ikon sepeda motor terjadi hubungan komunikasi secara visual seperti logo logo perusahaan dan tanda di kebun raya dan kebun binatang.

        

      Dalam tulisan ini hanya akan dibahas tentang Desain Komunikasi Visual, yaitu:
Profesi yang mengkaji dan mempelajari desain dengan berbagai pendekatan dan pertimbangan, baik yang menyangkut komunikasi, media, citra, tanda maupun nilai. Dari aspek keilmuan, desain komunikasi visual juga mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi dan pesan, teknologi percetakan, penggunaan teknologi multimedia, dan teknik persuasi pada masyarakat. (Sachari, 2005:9)

Cenadi (1999:4) menjelaskan pengertian Desain komunikasi visual sebagai desain yang mengkomunikasikan informasi dan pesan yang ditampilkan secara visual. Desainer komunikasi visual berusaha untuk mempengaruhi sekelompok pengamat. Mereka berusaha agar kebanyakan orang dalam target group (sasaran) tersebut memberikan respon positif kepada pesan visual tersebut. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus komunikatif, dapat dikenal, dibaca dan dimengerti oleh target group tersebut.

Ruang lingkup desain komunikasi visual, meliputi:
• Desain Grafis Periklanan (Advertising)
• Animasi
• Desain Identitas Usaha (Corporate Identity)
• Desain Marka Lingkungan (Environment Graphics)
• Desain Multimedia
• Desain Grafis Industri (promosi)
• Desain Grafis Media (buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain)
• Cergam (komik), Karikatur, Poster
• Fotografi, Tipografi, dan Ilustrasi

  
KOMUNIKASI INTERPERSONAL

      Dikutip dari wikipedia Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang biasanya tidak diatur secaraformal. Dalam komunikasi interpersonal, setiap partisipan menggunakan semua elemen dari proses komunikasi.Misalnya, masing-masing pihak akan membicarakan latar belakang dan pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut.
      Komunikasi sangat penting bagi semua aspek kehidupan manusia. Dengan komunikasi manusia dapat mengekspresikangagasan, perasaan, harapan dan kesan kepada sesama serta memahami gagasan, perasaan dan kesan orang lain.Komunikasi tidak hanya mendorong perkembangan kemanusiaan yang utuh, namun juga menciptakan hubungan sosial yang sangat diperlukan dalam kelompok sosial apapun. Komunikasi memungkinkan terjadinya kerja sama sosial, membuat kesepakatan-kesepakatan penting dan lain-lain. Individu yang terlibat dalam komunikasi memiliki latar belakarng sosial budaya yang berbeda-beda. Perbedaan ini dapat mempengaruhi efektifitas sebuah komunikasi Sangat penting bagi setiap individu untuk memahami simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi, baiksimbol verbal maupun nonverbal. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih. Setiap pihak dapat menjadi pemberi dan pengirim pesan sekaligus pada waktu yang bersamaan.



Komunikasi Interpersonal Menurut Para Ahli :
  • Muhammad , Komunikasi interpersonal iyalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan seorang lainnya atau biasanya pada antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.
  • Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal iyalah penyampaian pesan oleh satu orang sertapenerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya serta dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
  • Mulyana , Komunikasi interpersonal iyalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya akan menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Komunikasi interpersonal ini iyalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri.
  • Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal iyalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi ini dianggap paling efektif dalam mengubah pola pikir , sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan
Klasifikasi Komunikasi Interpersonal
dikutip Muhammad (2004, p. 159-160) mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi ataupun pemeriksaan serta wawancara.